Sunday, August 22, 2004

Into Thin Air

Judul diatas adalah merupakan judul sebuah buku yang menceritakan kisah tragis pendakian puncak Everest.

Sagarmata atau Dewi Langit, itulah julukan orang-orang Sherpa untuk Everest. Para pendaki dan ahli geologi menganggap puncak tertinggi di dunia itu tidak indah,terlalu besar,lebar dan kasar. Namun keanggunan aksitektural yang tidak dimiliki Everest diimbangi oleh massanya yang besar dan menakjubkan. Belum lagi kisah-kisah mengguncang tentang berbagai upaya penaklukannya yang memberikan reputasi tersendiri. Ditemukan pada 1852, Everest baru dapat ditaklukkan 101 tahun kemudian setelah "serangan" yang berganti-ganti dilakukan 15 tim ekspedisi serta hilangnya 24 nyawa, jumlah korban yang terus bertambah seiring sejarah pendakiannya yang berlanjut hingga kini.

Jon Krakauer adalah klien sebuah tim ekspedisi komersial, satu diantara sekitar 16 tim yang mendaki Everest pada 1996. Pada hari pendakian 10 Mei itu, tak seorangpun yang pernah membayangkan bahwa bencana yang menakutkan sedang mengintai, dan kemudian merenggut nyawa 8 rekan mereka. Tak ada yang menduga, bahwa di penghujung hari, setiap detik akan menjadi sangat berarti.

Krakauer menulis Into Thin Air dengan harapan akan dapat "mengenyahkan Everest dari kehidupanku". Kesedihan mendalam karena peristiwa tragis di haribaan Dewi Langit itu demikian nyata tercermin dalam kisah mengguncang ini. Bagaimanapun, bahkan setelah usai menulis Into Thin Air, Krakauer harus pasrah mengakui bahwa tragedi Everest itu akan tetap menghantui hidupnya. Tragedi yang bisa pula menghantui anda, pembaca, setelah menuntaskan halaman terakhirnya.

Sebuah buku yang wajib dibaca oleh mereka yang mencintai kegiatan outdoor, khususnya mendaki gunung.

Untuk yang tidak suka membaca buku, cerita tragis ini tersedia dalam format DVD.
Anda bisa membeli atau menyewa DVD-nya dan ikut hanyut dalam kisah tragis yang memilukan ini.

Kenapa orang-orang berduyun-duyun datang dan mendaki Everest yang berbahaya...???
Itu karena ketinggiannya....Reputasi Everest sebagai titik tertinggi di muka bumi inilah yang mengundang mereka untuk menaklukkannya bahkan dengan taruhan nyawa sekalipun.


0 Comments:

Post a Comment

<< Home