Monday, August 30, 2004

Pilpres 2 : Sebuah Kegamangan Untuk Memilih




Tanggal 20 September 2004 nanti, bangsa Indonesia akan kembali mengadakan Pemilu untuk memilih siapa pasangan Capres-Cawapres yang akan mereka percaya untuk mengemudikan perahu besar bernama INDONESIA yang sudah nyaris karam ini...

Sebenarnya saya sudah malas sekali untuk mengulas mengenai politik, tapi tangan saya ini kok ya gatal sekali ingin menulis dan mengomentarinya.

Setelah pertarungan sengit pada Pilpres 1 kemaren, akhirnya semua prediksi saya hancur berantakan.
Waktu itu, saya mempunyai prediksi bahwa yang akan lolos ke putaran 2 adalah pasangan Wiranto-Wahid dan Amien-Siswono, mengingat basis massa dan track record mereka yang relatif lebih baik dari calon yang lain.

Tapi ternyata justru pasangan yang tidak saya jagokan, yaitu SBY-Kalla dan Mega-Hasyim yang lolos.
Ini membuktikan bahwa bangsa kita belum bisa 'memilih dengan hati nurani'...
Tapi apapun itu, telah terbukti bahwa rakyat kita telah memilih kedua pasangan itu yang maju ke babak 2.

Pasangan Mega-Hasyim yang kini didukung oleh partai besar seperti Golkar dan PPP serta beberapa partai gurem seperti PBR, PDS dan PKPB yang tergabung dalam Koalisi Kebangsaan, jelas-jelas menunjukkan bahwa pasangan itu bukan lain adalah penjelmaan dari Orde Baru yang ingin mempertahankan status quo.
Para elit partai itu demi kepentingan pribadinya, menghalalkan segala cara untuk mensukseskan jago mereka. Bahkan dengan sangat arogannya, si 'hidung mekar' Akbar Tanjung menggertak pada kader partainya yang tidak mau mendukung "kebijakan partai" akan di pecat dari Golkar. Meskipun tidak sedikit kader Golkar yang masih memiliki hati nurani, seperti Fahmi Idris,Marzuki Darusman bahkan Muladi, mantan boss saya di UNDIP tidak gentar dengan ancaman ketua mereka. Muladi bahkan dengan terus terang meminta Akbar agar jangan main ancam, karena cara-cara itu adalah cara lama Orde Baru yang sekarang ini jelas sudah ketinggalan jaman.

Kebijakan Hamzah yang membawa mesin politik PPP untuk ikut mendukung Mega-Hasyim juga menuai tentangan yang tidak kalah keras dari konstituennya. Tak kurang mantan ketua PPP Ismail Hasan Metareum pun bersuara lantang menolak sikap Hamzah itu. Gerakan Pemuda Ka'bah yang merupakan organisasi underbow PPP bahkan jelas-jelas akan mendukung pasangan SBY-Kalla.

Sementara itu, PKS yang suara kader dan simpatisannya menjadi rebutan kedua pasangan, akhirnya secara resmi telah memutuskan untuk mendukung pasangan SBY-Kalla. Sementara itu, meskipun PAN memilih netral, tapi para kadernya telah banyak yang membuat gerakan mendukung SBY-Kalla. Kubu PKB yang sampai hari ini belum jelas suaranya, juga ada kemungkinan untuk mendukung SBY-Kalla, baik secara partai atau secara individu, mengingat akhir-akhir ini SBY terlihat sedang mesra-mesranya dengan Gus Dur.

Maka pada Pemilu 20 September 2004 nanti akan ada 2 kekuatan besar yang akan 'bertarung' untuk memperebutkan RI-1 dan RI-2. Yang satu adalah penjelmaan Orde Baru yang jelas-jelas telah membawa bangsa ini ke jurang kehancuran, dan yang satunya lagi adalah kekuatan pembaharu yang mencoba untuk menyelamatkan perahu INDONESIA ini dari ambang kehancuran.

Pilihlah dengan hati nurani anda sendiri, ingatlah bahwa pilihan anda nanti akan menentukan nasib bangsa kita tercinta ini di masa depan. Akankah bangkit dari puing-puing kehancuran menuju kejayaan ataukah akan tambah hancur dan bangkrut karena digerogoti oleh tikus-tikus birokrat Orde Baru yang kini sedang bergerilya menghancurkan reformasi yang telah digulirkan.

Mari kita bersatu untuk menyelamatkan bangsa kita ini dari kehancuran yang mengancam.

Selamat Berjuang....!!!!!!!!! Hidup Reformasi Total...!!!!!!!!!!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home