Thursday, December 02, 2004

Kericuhan Muktamar NU Ke-31

Menyimak kericuhan yang mewarnai Muktamar NU ke-31 di Boyolali, sebenarnya itu adalah masalah internal NU yang tidak memerlukan campurtangan dari pihak luar.
Tapi karena publikasi yang besar-besaran di berbagai mass media akhir-akhir ini, maka saya merasa 'gatal tangan' untuk menuliskan komentar ini.

Secara kasatmata, dalam Muktamar NU ini ada 2 kubu yang bertentangan, yaitu kubu Hasyim Muzadi dan kubu Gur Dur....
Gus Dur didukung oleh sebagian ulama NU yang tergolong dalam barisal kultural dan Hasyim didukung oleh ulama dan para cendekiawan NU dalam barisal struktural. Kedua kubu memiliki pendukung yang kuat dan fanatik.

NU sebagai ormas Islam terbesar di negri ini bukan merupakan organisasi keluarga. Jadi salah besar jika Gus Dur merasa berhak menjadi Ketua Umum Tanfidziyah NU hanya gara-gara dia adalah keturunan KH.Wachid Hasyim, salah satu pendiri NU. Seharusnya Gus Dur legowo dengan menyerahkan kepemimpinan NU pada orang-orang yg lebih berkompeten daripada dia. Apalagi kemaren Gus Dur sudah kalah dalam burca calon Rois Aam Syuriah, dimana Kyai Sahal Mahfud yang kembali terpilih.
Gus Dur dengan arogannya bahkan menyatakan bahwa dia akan mendirikan NU tandingan jika Hasyim terpilih kembali sebagai Ketua Umum Tanfidziyah NU, sungguh tidak tau malu dan mau menangnya sendiri.

Dibawah kepemimpinan Kyai Hasyim, jalur komunikasi NU pusat-daerah menjadi lebih lancar sehingga terjalin hubungan yang akrab dan harmonis. Kegiatan pembinaan dan kunjungan ke daerahpun lebih sering dilakukan, tidak pandang bulu apakah itu daerah kantong utama NU atau bukan. Hal ini jarang dilakukan semasa kepemimpinan Gus Dur.

Fenomena Gus Dur menurut hemat saya karena beliau mengidap penyakit yang bernama Post Power Syndrom...
Gus Dur pernah begitu berkuasa ketika menjadi Ketua Umum Tanfidziyah NU dan juga pernah menjadi Presiden RI. Sekarang ini beliau rupanya ingin sekali kembali berkuasa seperti jaman dulu.
Tapi Gus, sekarang orang NU sudah pada pinter semua. Jadi jangan dibodohin lagi untuk ambisi kekuasaanmu itu.

Kita tunggu saja hasil Muktamar NU nanti, semoga akan bisa berakhir dengan baik dan bisa diterima oleh semua pihak.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home