Monday, August 30, 2004

Pilpres 2 : Sebuah Kegamangan Untuk Memilih




Tanggal 20 September 2004 nanti, bangsa Indonesia akan kembali mengadakan Pemilu untuk memilih siapa pasangan Capres-Cawapres yang akan mereka percaya untuk mengemudikan perahu besar bernama INDONESIA yang sudah nyaris karam ini...

Sebenarnya saya sudah malas sekali untuk mengulas mengenai politik, tapi tangan saya ini kok ya gatal sekali ingin menulis dan mengomentarinya.

Setelah pertarungan sengit pada Pilpres 1 kemaren, akhirnya semua prediksi saya hancur berantakan.
Waktu itu, saya mempunyai prediksi bahwa yang akan lolos ke putaran 2 adalah pasangan Wiranto-Wahid dan Amien-Siswono, mengingat basis massa dan track record mereka yang relatif lebih baik dari calon yang lain.

Tapi ternyata justru pasangan yang tidak saya jagokan, yaitu SBY-Kalla dan Mega-Hasyim yang lolos.
Ini membuktikan bahwa bangsa kita belum bisa 'memilih dengan hati nurani'...
Tapi apapun itu, telah terbukti bahwa rakyat kita telah memilih kedua pasangan itu yang maju ke babak 2.

Pasangan Mega-Hasyim yang kini didukung oleh partai besar seperti Golkar dan PPP serta beberapa partai gurem seperti PBR, PDS dan PKPB yang tergabung dalam Koalisi Kebangsaan, jelas-jelas menunjukkan bahwa pasangan itu bukan lain adalah penjelmaan dari Orde Baru yang ingin mempertahankan status quo.
Para elit partai itu demi kepentingan pribadinya, menghalalkan segala cara untuk mensukseskan jago mereka. Bahkan dengan sangat arogannya, si 'hidung mekar' Akbar Tanjung menggertak pada kader partainya yang tidak mau mendukung "kebijakan partai" akan di pecat dari Golkar. Meskipun tidak sedikit kader Golkar yang masih memiliki hati nurani, seperti Fahmi Idris,Marzuki Darusman bahkan Muladi, mantan boss saya di UNDIP tidak gentar dengan ancaman ketua mereka. Muladi bahkan dengan terus terang meminta Akbar agar jangan main ancam, karena cara-cara itu adalah cara lama Orde Baru yang sekarang ini jelas sudah ketinggalan jaman.

Kebijakan Hamzah yang membawa mesin politik PPP untuk ikut mendukung Mega-Hasyim juga menuai tentangan yang tidak kalah keras dari konstituennya. Tak kurang mantan ketua PPP Ismail Hasan Metareum pun bersuara lantang menolak sikap Hamzah itu. Gerakan Pemuda Ka'bah yang merupakan organisasi underbow PPP bahkan jelas-jelas akan mendukung pasangan SBY-Kalla.

Sementara itu, PKS yang suara kader dan simpatisannya menjadi rebutan kedua pasangan, akhirnya secara resmi telah memutuskan untuk mendukung pasangan SBY-Kalla. Sementara itu, meskipun PAN memilih netral, tapi para kadernya telah banyak yang membuat gerakan mendukung SBY-Kalla. Kubu PKB yang sampai hari ini belum jelas suaranya, juga ada kemungkinan untuk mendukung SBY-Kalla, baik secara partai atau secara individu, mengingat akhir-akhir ini SBY terlihat sedang mesra-mesranya dengan Gus Dur.

Maka pada Pemilu 20 September 2004 nanti akan ada 2 kekuatan besar yang akan 'bertarung' untuk memperebutkan RI-1 dan RI-2. Yang satu adalah penjelmaan Orde Baru yang jelas-jelas telah membawa bangsa ini ke jurang kehancuran, dan yang satunya lagi adalah kekuatan pembaharu yang mencoba untuk menyelamatkan perahu INDONESIA ini dari ambang kehancuran.

Pilihlah dengan hati nurani anda sendiri, ingatlah bahwa pilihan anda nanti akan menentukan nasib bangsa kita tercinta ini di masa depan. Akankah bangkit dari puing-puing kehancuran menuju kejayaan ataukah akan tambah hancur dan bangkrut karena digerogoti oleh tikus-tikus birokrat Orde Baru yang kini sedang bergerilya menghancurkan reformasi yang telah digulirkan.

Mari kita bersatu untuk menyelamatkan bangsa kita ini dari kehancuran yang mengancam.

Selamat Berjuang....!!!!!!!!! Hidup Reformasi Total...!!!!!!!!!!

Friday, August 27, 2004

Pasar Ular : Belanja Murah Meriah

Tadi siang habis Jum'at-an, kami berempat pergi belanja ke Pasar Uler lama untuk membeli doorprize & hadiah buat acara PTA besok.
Akhirnya target dana bisa terpenuhi semua (meskipun musti nalangin dulu uang yang dari kantor...blah..).

Pasar Uler ini menjual berbagai peralatan rumah tangga, mulai dari panci,sendok,kompor gas,rice cooker,dispenser,mixer,blender,thermos,tikar...pokoknya kumplit deh...
Harganyapun jauh lebih murah dari di toko-toko...sama-sama pake garansi 1 tahun...
Tadi buat doorprize & hadiah lomba, kita beli 4 buah dispenser mini panas&netral merk MIYAKO 4 biji @Rp.83.000,-; thermos stainless steel 4 biji @Rp.40.000,-; Sprei Set King Size 4 biji @Rp.50.000,- dan tiker plastik 2mx2m 3 biji @Rp.34.000,-....
Sekalian beli bola plastik ama kartu remi & domino buat temen begadang...hehehe..

Pasar Uler lama ini terletak persis diseberang Plasa Koja - Jakarta Utara...
Pas dibawah ujung jembatan penyeberangan....
Disana,kami punya toko langganan namanya UD.Keluarga (Toko OPPUNG 51)..
Disitu harganya adalah harga pas, jadi nggak boleh nawar...tapi harganya biasanya udah jauh lebih murah dari di toko-toko atau di supermarket-supermarket.
Kalo hari Minggu, toko ini malah tutup...istirahat katanya...blah...gaya juga ya,pake istirahat segala...hehehe...
Toko ini kayaknya yang paling rame disekitar situ, karena memang kebanyakan harganya lebih murah dari toko lain...
Jadi kalo mo belanja di Pasar Uler, langsung aja dateng ke toko OPPUNG....nggak bakalan nyesel deh...(wah malah jadi promosi nih buat toko OPPUNG...hehehe)






PTA

Hari Sabtu-Minggu besok Divisi-ku akan mengadakan aktivitas yang namanya Personal Touch Activity (PTA), semacam gathering gitu deh...
Tempatnya di Pondok Maos - Cimelati....
Pesertanya kira-kira 50-an orang...

Event kali ini aku "ketiban pulung" jadi Ketua Panitia...
Sebenarnya persiapan event ini udah dari sebulan yang lalu...lebih bahkan...
Semua hal udah dipersiapkan, mulai dari survey tempat, makan,peserta,transportasi,hiburan,dll...
Dana-pun dihimpun dari berbagai sumber, mulai dari jatah perusahaan, iuran peserta dan donatur....

Tapi mendekati hari-H, ternyata masih aja banyak masalah yang harus diselesaikan segera.
Masalah transportasi misalnya, pinjeman mobil dari Head Office ternyata bermasalah di level bawahnya...
Padahal di tingkat atas sudah dilobby...
Terpaksa deh nge-lobby ulang di level atas nih....

Trus masalah peserta, ternyata ada beberapa temen yang nggak bisa ikutan karena berbagai macam alasan....ada yang acara keluarga lah...ada yang musti lembur dulu lah...
Terpaksa kita alokasikan 1 mobil kijang buat yg mo lembur dulu....
Dan secara total, semua peserta menyusut dari 60 ke 50 orang...

Trus masalah dana, ternyata justru dana jatah dari perusahaan yang bermasalah...
Aplikasi yang udah kita bikin sebulan yang lalu, ternyata masih ngetem di HRD, dan belum diteruskan ke Finance.... blah....
Singkat kata, gimanapun juga dana dari perusahaan nggak bakalan bisa cair hari ini...
Terpaksa deh pake duit pribadi dulu....hiks...

Anyway, dari semua itu bisa diambil hikmahnya.
Bagaimanapun kita berencana, hanya atas kehendak-Nya lah rencana itu bisa terwujud.

Tuesday, August 24, 2004

Sholat di Alam Bebas


Jum'at-an di TNUK

Sholat adalah tiang agama....
Dimanapun kita berada, wajib kita tegakkan....
Kami yang tergabung dalam Toyota Indonesia Adventurer Club (TIAC) juga alhamdulillah selalu berusaha menegakkan sholat ditengah-tengah XPDC yang kami lakukan.
Contohnya adalah foto diatas, dimana kami sedang melaksanakan sholat Jum'at di tepi pantai Ciramea di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.
Waktu itu dalam guyuran hujan yang cukup deras kami baru saja selesai trekking menerobos hutan TNUK dari Cibom ke Ciramea yang kami tempuh dalam waktu sekitar 2 jam.
Sesampainya di pantai Ciramea yang masih alami dan sangat indah, ternyata hujan telah berhenti dan mataharipun bersinar sangat cerah.
Kamipun beristirahat melepas lelah di pendopo yang ada di pantai tersebut.
Tak lama kemudian waktu dhuhurpun tiba, dan karena hari itu adalah hari Jum'at, maka kamipun segera mempersiapkan diri melaksanakan sholat Jum'at berjamaah semua peserta muslim. Sedangkan peserta non-muslim kebagian jadi juru kamera untuk mengabadikan event tersebut, dan inilah salah satu hasil jepretannya.

Sungguh sangat bahagia dan haru karena kami bisa melaksanakan sholat Jum'at berjamaah di pantai Ciramea yang sangat eksotis itu. Hal ini beberapa kali kami alami ketika mengadakan suatu XPDC, di pinggir pantai, di puncak gunung, di atas kapal ferry....
Sungguh nikmat sekali rasanya.

Pernahkah anda merasakan nikmatnya menunaikan sholat di alam terbuka yang sangat indah seperti itu...???

Berakhir Pekan di Taman Nasional Gunung Halimun


Kireina Halimun

Dalam suatu kesempatan berakhir pekan, penulis bersama keluarga bergabung dengan "Toyota Indonesia Adventure Club" pergi mengunjungi salah satu taman nasional yang berada di Sukabumi yang bernama Taman Nasional Gunung Halimun.Perjalanan menuju ke lokasi tidaklah terlalu jauh. Jika diukur berdasarkan kilometer yang tertera di mobil, jarak tempuh dari Jakarta tepatnya dari rumah penulis disekitar Rawamangun adalah 115 KM dan ditempuh dengan waktu sekitar 5 jam ( sebelum nyasar selama 1 jam ).Suasana perjalanan dari Jakarta menuju Sukabumi merupakan perjalanan yang hampir dilakoni penulis sehari-hari, yaitu macet, saling serobot, kendaraan yang berhenti seenaknya, memotong jalan tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya, motor-motor dengan seenaknya berjalan tanpa memperhatikan keadaan kendaraan didepan, kepot kanan dan kiri bak jalannya seorang.Disini penulis tidak ingin membahas keadaan selama perjalanan dari Jakarta ke Sukabumi. Yang akan diceritakan disini adalah perjalanan dari Parung Kuda menuju lokasi. Balai Penelitian KebandunganDalam perjalanan menuju perhentian pertama yaitu di Balai Penelitian Kebandungan, penulis merasakan betapa sepinya perjalanan dari Parung Kuda menuju Balai tersebut. Kendaraan yang ditumpangi penulis dapat melaju tanpa mengalami kemacetan walaupun jalan tersebut tidaklah lebar.Dari Parung Kuda menuju Balai Penelitian Kebandungan, jarak tempuh yang dilakoni penulis adalah 40 menit. Jalan-jalan yang dilalui benar-benar terasa mengasyikan. Jalan yang naik turun dan berkelok-kelok tanpa ada lubang-lubang, sungguh sangat mendorong "adrenalin" untuk memacu kendaraan dengan cepat. Namun mengingat penumpang lainnya, sang pengemudi dapat mengendalikan "adrenalin"nya untuk tidak memacu kendaraan dengan laju..

Sesampainya di Balai Penelitian Kebandungan, sekitar 39 orang yang tergabung di TIAC sudah menanti dengan penuh kesabaran ( maklum penulis pake nyasar segala ) dan sudah selesai makan siang dengan menu yang Luar Biasa "baby fish", daging balado, sambel dan nasi timbel ( tidak demikian dengan penulis yang masih dalam kondisi lapar karena penulis ditawarin makan malah ngobrol...apa boleh buat).Setelah berkumpul semua (6 anak dibawah usia 12 tahun, 5 wanita dan sisanya kurang lebih 34 pria) dengan mengendarain 8 buah kijang ( memang kijang tiada duanya ), rombongan menuju lokasi Cikaniki sebagai base camp.Selama perjalanan menuju lokasi "base camp" jalan yang dilalui adalah jalan setapak yang dilapisi batu-batu gunung. Menurut penuturan penjaga disana, bahwa batu-batu tersebut memang sengaja ditaruh agar para pengunjung tidak dengan semena-mena keluar masuk taman nasional tersebut. Dengan demikian inti dari pemasangan batu-batuan tersebut memang bertujuan untuk tetap menjaga kelestarian alam gunung Halimun.Dengan kondisi jalan yang berbatu, kecepatan kendaraan memang hanya bisa sekitar 5 - 10 KM per jam. Padahal jarak antara Balai Penelitian Kebandungan ke Base Camp Cikaniki hanya sekitar 5 - 6 KM.

Setelah menempuh jarak tersebut dengan waktu sekitar 1 jam 20 Menit, tibalah kami di base Camp yang bol;eh dikatakan "Bungalow" ditengah hutan. Jarak tempuh tersebut tak terasa lama karena selama perjalanan kami benar-benar terhanyut dengan keheningan, kedamaian, kesegaran, kenyamanan, keakraban dengan alam dan banyak lagi yang sulit diungkapkan didalam tulisan ini. Base Camp " Cikaniki "Di base camp ini, penulis merasakan sedikit terkejut bahwa ditengah hutan ada bungalow yang cukup bagus dengan fasilitas yang luar biasa. Dengan beberapa kamar tidur dengan kasur yang empuk, beberapa kamar mandi yang salah satunya ada "Shower", dapur dan peralatan masak yang cukup lengkap. Bungalow yang dibangun dari unsur kayu, memang luar biasa serasinya dengan kondisi alam. Udara yang sejuk dan segar ( tidak berdebu seperti di Jakarta ), benar-benar membawa suasana menyenangkan. Lelah, letih, dan lesu selama perjalanan Jakarta - Sukabumi benar-benar hilang -lang-lang dan terlupakan dengan sendirinya.

Setelah mengatur barang-barang bawaan, rombongan dengan dibagi 4 kelompok siap menuju "CANOPY TRAIL". Setiap kelompok didampingi oleh punggawa.Perjalanan menuju CANOPY TRAIL tidaklah jauh, namun menantang. Melalui jalan setapak yang hanya bisa dilalui satu orang dan dengan kondisi jalan yang basah, rombongan dengan bersuka ria meluncur menuju CANOPY TRAIL.Di area CANOPY TRAIl, terlihat susunan rangka-rangka baja menjulang keatas. Setapak demi setapak peserta menaiki tangga secara bergilir ( jika bersamaan, dikhawatirkan tidak bisa menahan bobot orang-orang Toyota ). Sesampai di Canopy, satu persatu peserta melintasi jembatan gantung menuju Canopy seberang. Tahap pertama, peserta melintasi jembatan yang konon tingginya sekitar 30 M dari permukaan tanah. Penulis melihat bahwa para peserta sangat menikmati dan bersuka ria, sampai-sampai mereka tidak mau melalui begitu saja dengan tanpa kenangan. Satu persatu minta diabadikan dengan foto.Setelah sampai di Canopy seberang yang berjarak kurang lebih 15 M, peserta turun ke Canopy berikutnya yang terletak dibawah Canopy Pertama. Disinipun peserta diberi kesempatan untuk melangkahkan kakinya dijembatan gantung, namun jaraknya tidak sejauh di jembatan gantung pertama. Dijembatan sinipun yang panjangnya sekitar 7 Meter, peserta disajikan keindahan alam dan kesegaran udara. Mentari tak kunjung terlihat namun cahayanya tetap menyinari indahnya alam taman gunung Halimun.Turun dari jembatan kedua ini, peserta masih diberi kesempatan sekali lagi untuk menelusuri yang ketiga kalinya jembatan gantung. Pada kesempatan ketiga ini, peserta hanya menelusuri jembatan yang kurang lebih sekitar 5 Meter panjangnya. Dan akhirnya para peserta kembali kepijakan semula yaitu bumi ( tanah ).

Perjalanan kembali menuju base camp lumayan menarik. Para peserta diharuskan menyeberang sungai kecil. Dengan pengorbanan celana basah, para peserta kembali merasakan dinginnya air sungai yang membangkitkan kesegaran dan kenyamanan didalam sanubari peserta.Penelusuran ke Canopy Trail tidaklah memakan waktu yang lama, kurang lebih sekitar 45 menit. Kembali ke base Camp, mengingat hari masih terang maka panitia mengusulkan untuk melanjutkan perjalanan menuju air terjun. Lokasi air terjun tidaklah jauh dari base camp, namun jalan menuju kesana tidaklah mulus. Jalan curam dan licin sangat menggoda peserta untuk terus berusaha mencapai lokasi air terjun. Seperti yang sudah ditekadkan bersama, seluruh peserta dapat mencapai lokasi air terjun dan bahkan salah satu peserta anak kecil tanpa sungkan-sungkan bermain air tanpa mengenakan busana namu tetap ceria.Seperti sudah menjadi suatu keharusan, para peserta minta diabadikan. Dengan begitu, masing-masing peserta bergatian menjadi model dan juru foto. Sangat menarik!Selesai bersenang-senang diair terjun, kembali peserta harus melangkahkan kaki mendaki jalan yang terjal dan licin. Kerjasama dan toleransi berperan luar biasa disini. Tolong menolong sudah menjadi kesadaran dari para peserta.

Kembali ke base camp, peserta mempersiapkan diri untuk membersihkan tubuh dari tanah. Antrian terlihat sangat rapih. Dan kembali peserta dapat merasakan sejuk dan segarnya air dari keran kamar mandi.Malampun tiba. Sesuai rencana, peserta akan diajak untuk melakukan perjalanan malam. Adapun tujuan perjalanan malam ini adalah untuk memperlihatkan kepada peserta bahwa alam itu luar biasa indahnya walaupun di malam yang gelap gulita.Namun sebelum berangkat, peserta diberi sepiring mie sekedar tambahan energi diselingi obrolan-obrolan ringan dari peserta.Sepiring mie telah disikat habis dan pesertapun dibawa ke hutan dimana disana telah menanti sejenis jamur yang memancarkan sinar dikegelapan malam. Sungguh pemandangan yang sangat indah dimana dari jamur - jamur tersebut memancarkan cahaya. Beberapa peserta mengambil jamur tersebut yang mana tumbuh di batang-batang atau ranting-ranting pohon yang sudah lapuk. Maksud hati untuk membawa kenang-kenangan namun apa daya setelah tiba di Jakarta, jamurpun tidak memancarkan lagi cahayanya yang indah tersebut. Dan akhirnya jamur tersebut mati karena tidak tahan dengan udara dan POLUSInya Jakarta.

Beberapa peserta kembali ke base camp mengingat kondisi jalan di hutan tersebut sangat licin dan gelap gulita sedangkan sebagian besar tetap meneruskan perjalanan menuju "taman terang" dimana jamur yang tumbuh lebih banyak.Kembali ke base camp, makanan sudah menanti. Pepes ikan, ayam goreng, lalap, dilengkapi dengan Bajigur, combro, pisang rebus sudah terhidang di meja. Perutpun tidak bisa diajak kompromi untuk segera diisi. Pagi berikutnya, sebagian kecil peserta pergi menuju Canopy Trail lagi. Kesan terhadap Canopy trail begitu mendalam, ingin melihat bagaimana indahnya sinar matahari pagi yang menyinari alam taman gunung Halimun.Sebagian peserta lagi dengan asyik menyantap nasi goreng dan melihat-lihat tanaman obat yang tumbuh disekitar bungalow. Acara utama pagi ini adalah "tea walk". Untuk peserta yang dewasa, jalan yang ditempuh adalah jalan hutan yang relatif sulit untuk ditempuh oleh peserta anak-anak .Menurut cerita didalam hutan tersebut hidup beberapa jenis binatang seperti OAK, burung Elang Jawa. Sedang peserta anak-anak, didampingi orang tuanya masing-masing berjalan menelusuri jalan berbatu-batu dengan pemandangan kiri kanan kebun teh.Selama perjalanan di areal perkebunan teh, suasana tidak jauh berbeda dengan suasana di Gunung Mas Puncak.

Penulis tidak mendapat kesan khusus selama perjalanan di areal ini.Yang perlu dicatat disini adalah betapa gembiranya anak-anak kala mereka menumpang truk menuju base camp. Ini adalah pengalaman pertama bagi anak-anak menumpang di bak terbuka sebuah truk. Dengan goyangan kiri kanan, mereka dengan riang menikmati perjalanan ini. Tawa lepas terdengar dari bibir-bibir mungil itu.. Tibalah kami di base camp. Hari sudah siang dan makan siangpun sudah tersedia. Kembali dengan menu nasi timbel, "Baby fish", gepuk dan sambal tersedia dan menggoda perut.Namun sebelum makan siang disantap, peserta berbenah diri untuk persiapan pulang menuju Balai Penelitian Kebandungan.Setelah selesai makan, sebagai pencinta alam yang sejati, mereka menyingsingkan lengan baju untuk membersihkan dan membereskan sampah-sampah yang berantakan. Luar biasa rasa tanggung jawab mereka terhadap lingkungan. Bagaimana dengan kita di Jakarta, apakah benar-benar bertanggung jawab dan tetap menjaga lingkungan di sekitar kita?Setelah selesai semuanya, peserta berkumul untuk mengucapkan syukur dan terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa dimana para peserta diberi penglihatan bahwa Tuhan itu maha kuasa dan karyanya maha indah. Tak lupa panitia mengucapkan terima kasih dan memberikan sedikit bingkisan kepada punggawa yang dengan setia mendampingi dan menjelaskan banyak hal dimana kelak akan menjadi kenangan untuk semua peserta.Perjalanan pulang dimulai.

Satu persatu mobil meninggalkan areal bungalow. Sama seperti pada waktu berangkat, jalan yang dilalui adalah jalan berbatuan. Setiap perkampungan yang dilalui, penulis melihat betapa bersahabatnya penduduk disekitar situ. Dengan senyum, sapa, sopan dan santun, mereka melambaikan tangan. Inilah salah satu wujud dari pribadi penduduk perdesaan.Penulis teringat akan slogan-slogan yang dipasang diruang-ruang kantor PT. TMMIN. Dengan slogan Senyum, Sapa, Sopan, Santun, Wujud dan bersahabat ternyata sudah diwujudkan dan diterapkan oleh mereka di perkampungan taman nasional Halimun. Mereka sudah tidak perlu lagi slogan-slogan. Mereka melakukannya dengan hati dan wajah yang tulus. LUAR BIASA.Bagaimana dengan kita yang sehari-hari membaca slogan tersebut? Ada baiknya, teman-teman di TIAC dapat menerapkan dan memberi contoh pengalaman-pengalaman yang didapat dari kehidupan penduduk didaerah-daerah yang telah dikunjungi oleh TIAC seperti keramah-tamahan, tegur sapa, senyum yang mana semakin hari semakin memudar dikehidupan kota ( dan atau di lingkungan TOYOTA?)

* Diambil dari catatan seorang teman TIAC saat mengikuti XPDC Kireina Halimun 24-25 Juli 2004

Sunday, August 22, 2004

Into Thin Air

Judul diatas adalah merupakan judul sebuah buku yang menceritakan kisah tragis pendakian puncak Everest.

Sagarmata atau Dewi Langit, itulah julukan orang-orang Sherpa untuk Everest. Para pendaki dan ahli geologi menganggap puncak tertinggi di dunia itu tidak indah,terlalu besar,lebar dan kasar. Namun keanggunan aksitektural yang tidak dimiliki Everest diimbangi oleh massanya yang besar dan menakjubkan. Belum lagi kisah-kisah mengguncang tentang berbagai upaya penaklukannya yang memberikan reputasi tersendiri. Ditemukan pada 1852, Everest baru dapat ditaklukkan 101 tahun kemudian setelah "serangan" yang berganti-ganti dilakukan 15 tim ekspedisi serta hilangnya 24 nyawa, jumlah korban yang terus bertambah seiring sejarah pendakiannya yang berlanjut hingga kini.

Jon Krakauer adalah klien sebuah tim ekspedisi komersial, satu diantara sekitar 16 tim yang mendaki Everest pada 1996. Pada hari pendakian 10 Mei itu, tak seorangpun yang pernah membayangkan bahwa bencana yang menakutkan sedang mengintai, dan kemudian merenggut nyawa 8 rekan mereka. Tak ada yang menduga, bahwa di penghujung hari, setiap detik akan menjadi sangat berarti.

Krakauer menulis Into Thin Air dengan harapan akan dapat "mengenyahkan Everest dari kehidupanku". Kesedihan mendalam karena peristiwa tragis di haribaan Dewi Langit itu demikian nyata tercermin dalam kisah mengguncang ini. Bagaimanapun, bahkan setelah usai menulis Into Thin Air, Krakauer harus pasrah mengakui bahwa tragedi Everest itu akan tetap menghantui hidupnya. Tragedi yang bisa pula menghantui anda, pembaca, setelah menuntaskan halaman terakhirnya.

Sebuah buku yang wajib dibaca oleh mereka yang mencintai kegiatan outdoor, khususnya mendaki gunung.

Untuk yang tidak suka membaca buku, cerita tragis ini tersedia dalam format DVD.
Anda bisa membeli atau menyewa DVD-nya dan ikut hanyut dalam kisah tragis yang memilukan ini.

Kenapa orang-orang berduyun-duyun datang dan mendaki Everest yang berbahaya...???
Itu karena ketinggiannya....Reputasi Everest sebagai titik tertinggi di muka bumi inilah yang mengundang mereka untuk menaklukkannya bahkan dengan taruhan nyawa sekalipun.


Saturday, August 21, 2004

Rumah Baru




Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Mulai hari ini saya resmi pindahan rumah, yang tadinya di free hosting TBLOG sekarang pindah ke hosting pribadi ini...

Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada YNa nun jauh disana yang telah membuatkan template yang keren ini dan yang telah dengan sabar mau memberikan pencerahannya sehingga settingan weblogku ini bisa berjalan sukses dan bahkan diajarin juga i-frame sehingga weblog ini bisa direlay dari BLOGGER.
Terima kasih juga buat BLOGGER,CORBIS,MYSHOUTBOX,HALOSCAN dan PICASA untuk fasilitas gratisannya yang sangat memuaskan.

Dunia blogging dengan segala suka dukanya ternyata mampu memberikan 'kenikmatan' khusus kepada saya sehingga tak terasa 5 bulan sudah tercebur kedalam asyiknya ber-blogwalking-ria...
Banyak sekali yang bisa diperoleh dengan blog, diantaranya adalah teman dan ilmu pengetahuan...
Blog juga bisa sebagai sarana menghilangkan stress, mengungkapkan perasaan hati, pikiran dan pendapat atas suatu hal...

Terima kasih pada temen-temen semua di dunia blog yang sangat berwarna ini...
Yang telah mau membaca blog saya, yang telah mau berbagi cerita dan berbagi ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat, mau berteman dengan saya.....pokoknya semua deh...

Tak lupa saya juga mohon maaf jika selama ber-blogging-ria ada tulisan saya yang tidak berkenan dihati teman-teman semua

Akhirul kalam, semoga weblog saya yang baru ini bisa bermanfaat baik bagi diri saya pribadi, maupun bagi semua teman yang telah meluangkan waktunya untuk membacanya...

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

maswal a.k.a coklatz